Minggu, 01 November 2015

Imaji



Kau berada di antara tiga arus
Kota fantasi dan realita
Dengan sudut-sudut kesenangan semalam
Dan tiang-tiang lampu temaram nan remang

Aku adalah sudut kecil di debu khatulistiwa yang gersang
Dunia di mana tujuh warna langit menjadi panggung sepiku
Dari sini, aku melihatmu.
Memujamu,

Aku berlari, berhenti, dan berlari
Bermimpi tentang momen pertamaku
yang terhapus halus oleh hujan lembut di mendung yang perih

Nyatakah hari itu ?
Hari yang selalu kau nyayikan dengan suaramu
Hari yang menjadi koma dalam hidupku.
Hari yang selalu, hanya menjadi koma.

 Hah…Bodohnya aku
Hari sudah siang, dan matahari sudah memanas di puncaknya
Bukankah sekarang saatnya berhenti?

Meski, mencintaimu adalah mencintai seluruh duniaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar