Minggu, 01 November 2015

Puisiku Yang Hilang



Ada halaman puisiku yang hilang
Sobek dari jurnal kulit coklat muda
Meninggalkan sisa sobekan di ujung atas jilidan jurnal
Hilang, entah bagaimana

Puisiku yang hilang
Entah apa isinya
Tersobek? Atau disobek?
Olehku? Atau seseorang?
Puisi yang tak dapat kuingat, namun meninggakan sisa di jurnal

Aku lupa, atau melupakan.
Entahlah. Aku ingin ingat. Aku menolak lupa pada puisiku
Namun, puisi itu tetap hilang, tetap terlupa.

Mungkin puisi itu hilang karena aku berdosa
Telah menodai aksara dengan semena-mena
Karena aku telah memperkosamu, dan meninggalkanmu
Mungkin itulah, aku berdosa

Ada sobekan kecil di bawah meja yang gelap
Apakah itu dosaku?
Atau orang lain?
Sungguh sulit merupa dosa, apalagi pahala
Mungkin nerakapun terlalu tinggi buatku
Bagaimana jika kubuang saja sobekan kecil itu
Dengan tanganku, lalu kutiup jauh dengan nafasku
Bagaimana jika aku kembali duduk,
Dan menulis puisi yang lebih bagus
Satu lagi puisi yang mungkin terlupa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar